Desa TRITUNGGAL

 PROFIL DESA TRITUNGGAL

Letak Desa

Desa  Tritunggal  Kecamatan Rembang  Kabupaten Rembang  secara geografis 111⁰ 00’-1110 30’ Bujur Timur (BT) dan 6⁰ 30’-7⁰ 00’ Lintang Selatan (LS). Secara topografi Desa Tritunggal termasuk dalam kategori Daerah dataran rendah dengan ketinggian ±50 meter dari permukaan laut (mdpl), dengan suhu rata-rata sebesar 23°C, sedangkan suhu maksimum dapat mencapai 33°C. Di wilayah Kabupaten Rembang curah hujan rata-rata 1.200 mm per tahun dimana curah hujan tertinggi terjadi bulan Januari yaitu sebanyak 272 mm/bulan dan curah hujan terendah terjadi bulan Juli dan Agustus yaitu sebanyak 11 dan 13 mm/bulan.Adapun batas-batas wilayah Desa Tritunggal Kecamatan Rembang Kabupaten Rembang  adalah Sebelah Utara : Laut Jawa, Sebelah Timur : Desa Punjul Harjo , Sebelah Selatan : Desa Kasreman , Sebelah Barat : Desa Pasar Banggi.

Luas Wilayah

Adapun luas wilayah Desa Tritunggal  adalah 131,597 Ha yang terdiri dari tanah sawah, tanah Pemukiman, dan tanah bukan sawah . Dalam pemerintahan desa, wilayah Desa Tritunggal terbagi ke dalam RW dan RT, terdiri dari 3 RW dan 7 RT. 

Mata Pencaharian

Sebagian besar masyarakat Desa Tritunggal adalah nelayan, karena letaknya yang berada di garis Pantai Utara Laut Jawa. Selain itu, sebagian masyarakat ada yang hidup bertani, bahkan sekaligus ada yang bertani dan menjadi nelayan. 

 Potensi dan Sumberdaya Alam

Laut adalah potensi terbesar masyarakat Desa Tritunggal sebagai tempat menggantungkan ekonomi. Setiap hari mereka melaut mencari ikan yang nantinya dijual untuk mencukupi kebutuhan keluarga. Selain itu, sumber penghasilan lain selain hasil laut adalah petani tambak garam. Meski tidak semua masyarakat Desa Tritunggal mempunyai tambak garam, setidaknya sebagian mereka ada yang bekerja menjadi buruh tambak. Hanya saja pekerjaan ini mereka lakukakan saat musim kemarau. Saat musim hujan, maka tambak-tambak ini di sebar benih ikan, terutama ikan bandeng.

Tradisi Masyarakat pesisiran

Sedekah laut adalah tradisi yang melekat erat pada masyarakat pasisir. Termasuk Desa Tritunggal, setiap tahun selalu mengadakan acara ini. Serentetan acara digelar dalam kegiatan ini, mulai dari larung sesaji, selamatan desa, serta pagelaran kesenian. Semua itu sebagai wujud rasa syukur atas nikmat yang diberikan Tuhan selama ini. 

Begitu pula tradisi gotong-royong sangat terjaga diantara para nelayan. Ada sebuah nama yang tidak asing ditelinga para nelayan, yakni gotong-royong "Nggaluri". Yaitu gotong-royong bersama-sama untuk menolong sesama nelayan saat mendaratkan atau melautkan kapal-kapal mereka. 

Tradisi keagamaan juga masih terlihat melekat dalam kegiatan keagamaan. Memperingati hari besar agama menjadi sebuah kelaziman yang selalu dilakukan. Termasuk majlis-majlis pengajian yang setiap malamnya selalu ada secara bergantian dari beberapa kelompok majlis yang ada. Seperti majlis Mujahadah, Majlis Tahlil, Majlis Khotmul Qur'an, dan lain-lain. Semua itu mewarnai kehidupan masyarakat Desa Tritunggal, meskipun tidak menafikan pengaruh zaman mempengaruhi pola hidup dan pergaulan sebagian anak-anak mudanya. Namun, pembibitan kader-kader agamis ini selalu dilakukan oleh para pemuka agama dengan membuka madrasah diniyyah, maupun Taman pendidikan Al Qur'an. Tercatat, hampir semua anak di Desa Tritunggal menimba ilmu agama di madrasah-madrasah ini. Bahkan, ada Majlis ilmu khusus anak-anak binaan Madrasah yang terbentuk dalam kelompok pengajian Al Qur'an.